top of page

Analis China Yakin Xi Jinping Serius Investasi di IKN

Kelangsungan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) sempat menjadi tanya besar sebelum pemilihan umum presiden (pilpres0 2024. Namun, terpilihnya pasangan calon (paslon ) Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka membuat proyek tersebut memberi kepastian terhadap IKN. Kepastian inilah yang diharapkan bisa semakin menarik minat investor asing, termasuk dari China.


Seperti diketahui, dalam kampanye dan debat, Prabowo-Gibran mengutarakan niat dan rencananya untuk melanjutkan proyek IKN yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Beberapa negara telah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan ibu kota baru yang mewakili masa depan pemerintah pusat Indonesia.


Di antaranya adalah dua negara tetangga Malaysia dan Singapura, dan terdapat dua negara besar yakni China dan Amerika Serikat (AS) yang juga menyatakan minatnya untuk ikut serta dalam pengembangan IKN.


Komitmen kedua negara tersebut untuk berinvestasi semakin serius. Perwakilan dari negara-negara tersebut secara aktif terlibat dalam pertemuan dengan pejabat lokal untuk lebih memperkuat komitmen mereka berinvestasi di IKN.


Dikutip dari South China Morning Post, Tiongkok memposisikan dirinya untuk menjadi salah satu investor asing terbesar di IKN, rencana ibu kota baru Indonesia yang akan dibangun dari awal selama 20 tahun ke depan di tengah hutan dan perkebunan pohon palem.

Investasi ini diharapkan menjadi hal yang menonjol dalam upaya membangun kota pintar dan zona perkotaan penting lainnya di negara-negara lain.


Proyek-proyek tersebut pada gilirannya akan membantu China terhubung dengan negara-negara sahabat untuk memfasilitasi perdagangan, sehingga memberikan kesempatan kepada perusahaan konstruksi China untuk membuktikan diri di luar negeri.


Perusahaan konstruksi milik negara yang berbasis di Beijing, Citic Construction, telah menyatakan minatnya untuk mengembangkan 60 menara perumahan di IKN, yang akan menggantikan Jakarta yang rawan banjir sebagai ibu kota negara.


Langkah tersebut sempat tertunda karena pandemi virus corona, namun kantor-kantor pemerintah mungkin akan direlokasi tahun ini karena para pejabat berupaya mengurangi beban di Jakarta.


China akan terus berinvestasi di Indonesia termasuk IKN, sebagai tujuan dari Belt and Road Initiative (BRI).


Belt and Road Initiative (BRI) menjadi andalan Beijing telah melahirkan proyek infrastruktur yang didanai China di banyak negara, termasuk pelabuhan, jalan raya, dan pembangkit listrik.


Pembangunan kota pintar, sebuah istilah yang biasanya mengacu pada manajemen lalu lintas dan sumber daya perkotaan yang dibantu teknologi, memajukan tujuan China untuk meningkatkan "konektivitas", terutama di negara-negara dekat perbatasannya seperti di Asia Tenggara.


Sejumlah analis ataupun ekonom Tiongkok optimis China akan masuk ke proyek IKN. Langkah tersebut dilakukan untuk memperluas portfolio China di negara-negara Asia. China juga sudah banyak ikut terlibat dalam pembangunan kota-kota baru di negara Asia sehingga membangun IKN akan menjadi tujuan berikutnya.


Xu Tianchen, ekonom senior dari Economist Intelligence Unit, mengatakan perusahaan-perusahaan konstruksi China sangat ingin membuktikan diri di luar negeri. IKN menjadi salah satu proyek yang menarik.


"Bisa dikatakan China memiliki skuad ahli teknis dna bangunan yang sudah berkembang pesat sejak 2000an. China juga memiliki tim berpengalaman dalam menyediakan solusi pembangunan mulai dari pembiayaan hingga perawatan." Tutur Xu, dikutip dari South China Morning Post.


Sebelumnya, China juga ikut membangun sejumlah kota-kota baru. Di antaranya gedung

pusat ibu kota pemerintahan The New AdministrativeCapital(NAC) New Alamein da 2019, China dan Kenya menandatangani kerja sama US$ 665 juta untuk mengembangkan "kota-kota pintar" di negara Afrika. Pembangunan melibatkan Huawei hingga Alibaba.


"Perusahaan-perusahaan konstruksi China kini sangat kompetitif dalam soal kapasitas keahlian," ujar Zha Daojiong, profesor hubungan internasional di Peking University.

Zhao Xijun, profesor keuangan dari Renmin University di Beijing, menjelaskan bagi China, Indonesia adalah mitra terbesar di Asia Tenggara.


China dan Indonesia juga sudah menjalin banyak kerja sama mulai dari pembangunan kereta cepat hingga jalan tol. Menurutnya, kereta cepat Jakarta- Bandung merupakan contoh kesuskesan China yang bisa menjadi model."Itu adalah proyek kerja sama yang sangat sukses," tutur Zhao.


Namun, dia mengingatkan jika perlambatan ekonomi China bisa menjadi penghambat investasi Tiongkok di IKN.


Jokowi Minta Dukungan China Masuk ke IKN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) November tahun lalu mengatakan sejumlah investor dari China juga sudah menyampaikan minat terutama dengan menggandeng swasta melalui skema KPBU. Di antaranya adalah Citic Construction dari China, Maxim Group dan IJM Land Berhad dari Malaysia.


Sebanyak 19 investor asing dari China sudah menyampaikan Surat Pernyataan Minat (Letter of Intent/LoI) untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).Namun, realisasinya masih belum ada. 


Pada Juli 2023, Jokowi secara khusus mengunjungi China dan menemui sejumlah investor di kota Chengdu.  Tujuannya untuk menawarkan investasi di Indonesia.

Jokowi pada peringatan Belt and Road Forum (BRF) ke 3 di Great Hall of The People, Beijing, China, bahkan secara terbuka menyampaikan harapan agar China masuk ke IKN. Pernyataan tersebut disampaikan di depan Presiden China Xi Jinping. 


Jokowi bercerita Indonesia memiliki proyek nasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang kemudian disinergikan dengan BRI yang sudah dioperasionalkan. Ia juga menyinggung nantinya ada beberapa proyek lagi yang akan disinergikan dalam proyek BRI.

"Ke depan kami juga akan sinergikan pembangunan Ibu Kota Baru, Ibu Kota Nusantara (IKN), transisi energi dan hilirisasi industri," kata Jokowi.


Investasi China Melesat Karena BRI

Sejak mempromosikan program ambisiusnya BRI pada 2013, Xi Jinping sudah beberapa kali ke Indonesia untuk mengembangkan kerjasama dengan China-RI melalui BRI, termasuk menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2013.

Dalam pertemuan itu, Indonesia meneken puluhan kesepakatan kerja sama dengan China terkait dengan pertambangan, bubur kertas, properti, jalur kereta api, infrastruktur dan semen. Total nilai komitmen kerja sama mencapai $28,2 miliar.Pada 2017, kerja sama terkait dengan program BRI berlanjut. Presiden Joko Widodo berada di antara 29 kepala negara dan perwakilan yang ikut serta dalam "Belt and Road Forum for International Cooperation".


Dalam kesempatan itu, Presiden Xi mengumumkan telah menyiapkan anggaran $55,09 miliar untuk mendukung proyek BRI untuk perluasan jaringan antara Asia, Afrika dan Eropa.

Pada 2013, total investasi China hanya menembus US$ 297 juta yang menempatkan mereka pada posisi 12 investor terbesar di Indonesia. Pada 2015, China naik ke peringkat ke-9 dengan investasi US$ 628 juta hingga mencapai posisi ketiga pada tahun 2017.


Investasi China di Indonesia hampir selalu berada di bawah US$ 1 miliar sebelum tahun 2019. Sejak 2019, investor China gemar menanamkan modalnya di Indonesia sehingga investasi hampir selalu di atas US$ 1 miliar. Investasi mereka sempat melambat dan berada di bawah US$ 1 miliar pada kuartal II-IV 2022 atau setelah badai pandemi Covid-19 melanda dunia.


Pada 2021, investasi China menembus US$ 3,2 miliar. Jumlah tersebut hanya kalah dari Singapura dan Hong Kong. Investasi terus meningkat menjadi US$ 7,4 miliar pada 2023. Salah satu fokus investasi China adalah pengembangan smelter di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah.


Di sektor infrastruktur, China dan Indonesia juga bekerja sama membangun mega proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, dan Tol Medan-Kualanamu.


Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page