Di tengah ancaman perang dengan Taiwan, China 'diam-diam' mencaplok wilayah Kerajaan bhutan yang berbatasan dengan Himalaya.
Laporan media India menunjukkan gambar-gambar satelit yang menunjukkan proyek-proyek infrastruktur China mulai menggerogoti wilayah perbatasan di Bhutan utara
Bhutan adalah negara kecil berpenduduk hanya 800.000 jiwa dan diperintah oleh monarki konstitusional. China dilaporkan berusaha untuk menguasai lembah Beyul Khenpajong yang memiliki budaya penting.
Hal ini akan memberi Beijing keuntungan strategis di kawasan ini dibandingkan saingannya, India.
Media India NDTV baru-baru ini menerbitkan gambar satelit yang menunjukkan permukiman luas yang mampu menampung ratusan orang. Outlet berita tersebut mengidentifikasi lebih dari dua ratus bangunan dengan berbagai ukuran, termasuk bangunan satu lantai dan bertingkat, dan mengamati pembangunan tiga pemukiman tambahan, yang menunjukkan adanya kehadiran jangka panjang.
Adapun China ingin mendapatkan keuntungan dibandingkan India karena New Delhi telah lama memandang negara pegunungan tersebut sebagai negara penyangga yang berguna. India pun makin khawatir atas peningkatan kekuatan militer China mengingat kedua negara berbagi perbatasan sepanjang 2.175 mil.
Pada 2017, pasukan China memasuki dataran tinggi Doklam yang diperebutkan di perbatasan antara China, India, dan Bhutan, yang mengakibatkan kebuntuan militer selama 72 hari.
Menurut Harsh V. Pant, seorang profesor hubungan internasional di King's College London, Bhutan merupakan penghalang yang signifikan bagi upaya China untuk memperluas pengaruhnya di Asia Selatan.
Pant mengatakan kepada AFP bahwa jika China berhasil membuat perjanjian perbatasan dan hubungan diplomatik yang baik dengan Bhutan, Beijing "dapat mendorong pandangan bahwa India kini terpinggirkan di lingkungan terdekatnya."
Comments