Para komuter di Tokyo dilayani dengan baik oleh salah satu moda transportasi kereta paling efisien dan andal. Namun, seiring dengan makin banyaknya orang yang pindah ke kawasan permukiman tepi laut, para pejabat kota menawarkan mereka cara baru untuk bepergian, yaitu dengan perahu.
Pemerintah Metropolitan Tokyo meluncurkan uji coba layanan feri pada Oktober sebagai upaya untuk mengurangi kepadatan pada jam sibuk di layanan transportasi umum yang ada saat ini.
Layanan ini beroperasi antara Nihonbashi, wilayah bisnis di pusat kota, dan Toyosu, kawasan kompleks apartemen bertingkat tinggi yang disukai oleh keluarga muda.
Rute sepanjang 4 kilometer ini dapat ditempuh sekitar 20 menit dengan mengarungi Sungai Sumida dan Kanal Harumi. Untuk sementara, layanan uji coba ini beroperasi dengan jadwal terbatas, hanya tersedia pada Selasa hingga Kamis mulai pukul 4 sore sampai 8 malam.
Layanan ini menggunakan dua jenis perahu, sebuah feri besar yang bisa mengangkut 41 penumpang dan perahu yang lebih kecil dengan muatan 12 orang. Tiket sekali jalan dihargai kisaran 3,50 dolar, sekitar dua kali lipat dibandingkan tarif tiket kereta bawah tanah.
Salah satu dari dua jenis perahu yang menghubungkan Nihonbashi dan Toyosu di pusat kota Tokyo.
Pejabat Tokyo mengatakan rute baru dengan perahu ini bukan hanya membuat orang-orang terhindar dari kepadatan dan kemacetan, tetapi para penumpangnya bisa menikmati perjalanan dan menghirup udara segar.
Layanan uji coba feri disediakan oleh Pemerintah Metropolitan Tokyo.
Feri bukanlah hal yang baru, layanan ini mengingatkan tentang moda transportasi yang biasa digunakan pada masa lalu ketika jalur transportasi air menjadi ciri khas Tokyo. Antara abad ke-17 hingga 19, perahu-perahu dahulu digunakan untuk mengangkut orang dan barang. Aktivitas itu menyemarakkan kehidupan di sepanjang tepi sungai dan kanal.
Arsitek Iwamoto Tadashi, seorang pakar pengembangan kawasan tepi laut, menjelaskan bahwa jalur transportasi air di kota ini makin menyusut seiring berjalan waktu karena transportasi darat yang menjadi lebih nyaman.
Presiden Mizubesoken Iwamoto Tadashi berbicara kepada NHK.
Imbasnya, kawasan tepi laut menjadi kurang menarik dan makin banyak investasi yang mengalir ke jalur kereta dan jalan.
Namun, semuanya berubah karena makin banyak orang yang tinggal di kawasan tepi laut atau di dekatnya. Pabrik-pabrik direnovasi, apartemen bertingkat tinggi baru, dan kompleks komersial dibangun guna mengakomodasi perubahan tersebut.
Para pengembang dan perencana kota mempertimbangkan moda transportasi untuk orang dan barang, sehingga muncul minat baru terhadap feri. Iwamoto menegaskan bahwa hal itu memerlukan dukungan publik untuk berkembang.
Kawasan tepi laut Tokyo.
"Meluncurkan kembali transportasi perahu dari nol membutuhkan investasi awal yang sangat besar. Sulit bagi perusahaan swasta untuk memulainya. Biayanya sangat besar dan sulit untuk bersaing dengan jalur kereta dan bus dalam hal tarif," kata Iwamoto.
Iwamoto menginginkan transportasi perahu menjadi bagian terpadu dengan revitalisasi kawasan tepi laut yang akan membuat Tokyo menjadi lebih menarik.
Comments