top of page

Tahun 2531, Bisa-bisa Semua Orang Jepang Bernama Sato

Baik pria maupun wanita di Jepang diprediksi akan memiliki nama belakang Sato pada tahun 2531, kok bisa?


Setiap daerah ataupun negara memiliki nama yang khas yang mungkin saja umum. Kalau di Indonesia misalnya, menurut data Foreberars tahun 2022, nama Siti merupakan yang paling populer untuk perempuan. Sementara iu, untuk laki-laki nama paling populer adalah Muhammad, Ahmad, dan Agus.



Nah, di Jepang, nama Sato adalah nama belakang yang paling mainstream. Melansir Soranews24, Rabu (3/4/2024), sebuah studi yang dilakukan Profesor Hiroshi Yoshida dari Pusat Penelitian Penuaan, Ekonomi, dan Masyarakat Universitas Tohoku menemukan bahwa semua orang Jepang akan memiliki nama Sato pada tahun 2531 jika dibiarkan.



Prediksi tersebut merujuk pertumbuhan orang yang bernama Sato selama bertahun-tahun dan memproyeksikannya ke kesimpulan akhir. Adapun wilayah Tohoku menjadi tempat dengan nama keluarga Sato terbanyak di Jepang.



Perkiraan itu bisa saja meleset. Sebab, prediksi itu merupakan proyeksi lurus.



Yoshia melakukan penelitian itusebagai bagian dari Think Name Project. Projek itu berupaya membujuk pemerintah untuk mengizinkan pasangan suami-istri di Jepang mempertahankan nama keluarga mereka sendiri.



Ia menemukan bahwa jika pria dan wanita yang sudah menikah diizinkan untuk mempertahankan nama mereka, setidaknya invasi nama Sato mundur ke tahun 3310.



Kesimpulan itu didasarkan survei terhadap orang dewasa yang yang menjawab penting bagi pasangan sudah menikah untuk memiliki nama belakang yang sama. Persentasenya mencapai 39,3 persen.



Saat ini, hukum Jepang tidak mengizinkan pasangan yang sudah menikah memiliki nama belakang yang berbeda. Tetapi jika pengenduran aturan ini dilakukan, hanya akan ada 7,96 persen populasi di Jepang yang memiliki nama belakang Sato di tahun 2531.



Prediksi Angka prediksi itu cukup mengkhawatirkan. Sebab, mempertahankan keragaman nama tidak bisa disepelekan. Keragaman nama mempengaruhi berbagai hal di masa depan.



Keinginan itu menjadi dilema. Pengurangan nama Sato tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Sebab, orang bernama belakang Sato di Jepang akan banyak yang terimbas. Misalnya, saja aktor Ryuta Sato yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian.



Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page