10-03-2019 Tentunya sudah tidak asing dengan sosok wanita dalam kehidupan kita sehari-hari. Yes, ia begitu dekat dengan kita dan selalu menyayangi kita. Sososk wanita yang bisa kita sebut ibu atau mama kita. Memperingati hari wanita internasional Boomin ingin mengulas sedikit nih, peran wania di negara-negara sahabat kita di korea selatan. Check it out yaaa :) Wanita di Korea Selatan mengalami perubahan sosial besar pada tahun-tahun terkini setelah mukjizat di Sungai Han. Peningkatan status sosial wanita memiliki dampak signifikan sepanjang 30 tahun terakhir karena modernisasi masyarakat saat ini berbanding dengan Korea pada masa lampau yang sangat berakar dalam pengajaran-pengajaran Konghucu. Pada saat ini, status sosial wanita telah secara praktik setara dengan pria dalam sektor-sektor sosial seperti hak hukum, pendidikan, dan kesehatan. Namun, masih terdapat ketidaksetaraan besar dalam ketenagakerjaan dan keikutsertaan politik.
Masih terdapat stereotipe terhadap wanita Korea. Contoh stereotipe semacam itu terdiri dari bersikap penurut, kemampuan memasak, setia dengan suaminya dan memberikan kelahiran adalah sebuah tugas untuk dipenuhi. Dalam masyarakat Korea tradisional, peran-peran wanita dulunya berada di rumah. Dari masa muda, wanita diajarkan nilai-nilai subordinasi dan didorong untuk peran-peran masa depan mereka sebagai istri dan ibu. Secara umum, wanita tak ikut serta dalam masyarakat seperti halnya pria namun sebagai gantinya disanjung dari dukungan suami mereka. Pada era di bawah pemerintahan kolonial kekaisaran Jepang, wanita Korea (sekitar lebih dari 200,000) dikirim untuk bekerja sebagai ianfu di rumah-rumah bordil militer Jepang. Sampai akhir Perang Dunia II, Korea berada di bawah pendudukan Jepang.
Tidak hanya itu juga loh, lebih banyak perempuan memenuhi panggilan tugas di militer Korea Selatan seiring meningkatnya peluang dan perempuan secara perlahan mulai mengemban peran kepemimpinan. Penurunan populasi kaum muda nasional ditambah dengan lebih banyaknya kesempatan bagi perempuan di militer telah meningkatkan jumlah tentara perempuan menjadi 10.000 orang. Pada 2016, 6.915 perempuan bertugas di Angkatan Darat, 1.654 di Angkatan Laut dan Marinir, dan 1.694 di Angkatan Udara Korea Selatan, demikian yang dilaporkan Yonhap, kantor berita pemerintah Korea Selatan. Dua orang perempuan menjabat sebagai brigadir jenderal, 823 sebagai perwira lapangan, 3.924 sebagai perwira kompi, 24 sebagai bintara, dan 5.490 tamtama.
“Peran Prajurit perempuan akan menjadi semakin penting,” kata pensiunan Kolonel Angkatan Darat Kim Hwa-sook, penasihat utama Forum Keamanan Pertahanan Partai Minjoo yang berkuasa. “Kita akan membutuhkan lebih banyak Prajurit perempuan di masa depan,” ungkapnya, “karena jumlah Prajurit wajib militer akan menurun karena angka kelahiran yang rendah di negara tersebut. Kenyataannya, Prajurit perempuan lebih termotivasi daripada laki-laki karena mereka semua bergabung dengan militer secara sukarela, sementara kebanyakan Prajurit laki-laki bergabung melalui wajib militer.”
Kim menguraikan betapa banyak perubahan yang telah terjadi sejak cabang perempuan pertama dibentuk di Angkatan Darat 67 tahun yang lalu. Dia mengungkapkan bahwa Prajurit perempuan angkatan pertama itu tidak dibekali dengan senjata yang memadai namun diharapkan bisa membantu Prajurit laki-laki. “Pada akhir 1980-an,” ungkap Kim, “militer mulai membuka cabang lain untuk perempuan, seperti infanteri, dan mereka diberi berbagai tugas dan misi seperti rekan laki-laki mereka. Saat ini, Prajurit perempuan berkarier di hampir setiap cabang di Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.”
Kim mengatakan bahwa perempuan mengikuti standar yang sama seperti laki-laki. Terjadi persaingan yang sangat ketat di kalangan perempuan yang ingin menjadi bintara. Di Akademi Militer Korea yang elit, kompetisi bahkan lebih ketat, tapi tidak menghentikan beberapa taruni menjadi lulusan terbaik di kelas mereka dalam beberapa tahun terakhir ini, mengalahkan taruna yang berprestasi. Meskipun kinerja mereka mengesankan dan jumlah mereka yang semakin meningkat, masih ada tantangan yang dihadapi.
“Sayangnya, belum pernah ada komandan divisi perempuan,” ungkap Kim. “Sebagian besar posisi utama didominasi oleh Prajurit laki-laki. Bahkan jika dipromosikan menjadi brigadir jenderal, masa jabatan mereka biasanya hanya sebatas satu tahun dan mereka terpaksa pensiun, sehingga karier mereka tidak bisa meningkat lebih jauh lagi. Fakta ini membuat kami benar-benar kehilangan semangat.”
Kim juga berbicara tentang diskriminasi terhadap Prajurit perempuan dan kasus pelecehan seksual. Pada 2013, seorang kapten perempuan Angkatan Darat Korea Selatan melakukan bunuh diri, meninggalkan catatan yang mengklaim bahwa komandannya telah berulang kali melakukan kekerasan seksual terhadapnya, demikian yang dilaporkan Human Rights Monitor Korea Selatan.
Pusat Hak Asasi Manusia Militer untuk Korea baru-baru ini menuntut agar Kementerian Pertahanan Nasional mengizinkan Prajurit perempuan untuk dipromosikan berdasarkan kemampuan mereka. Kelompok hak asasi manusia itu juga mengatakan bahwa kementerian tersebut harus membentuk sistem untuk mengatasi praktik diskriminatif di militer.
“Yang terpenting adalah meningkatkan jumlah dan proporsi Prajurit perempuan hingga lebih dari 10 persen, dari 5 persen saat ini,” ungkap Kim. “Lebih banyak peluang dan kesempatan akan dibuka untuk Prajurit perempuan dalam waktu dekat ini. Kemudian, saya berharap bahwa kita akan memiliki komandan divisi perempuan dalam lima sampai 10 tahun mendatang.” Walau peran perempuan tidakla begitu di ekspose di Negeri Ginseng, Korea tetapi yang harus kita pahami adalah kita semua lahir dari seorang rahim perempuan yang begitu luar boasa yaaaa... Selagi lagi Boomin ucapkan, Selamat hari wanita internasional yaaa :)
Untuk Info lebih lanjut mengenai pembelajaran bahasa Korea dapat menghubungi :
Admin : +6285266840608
Admin : +6285266101952
WEB : www.Bamboocyberschool.com
Instagram : Bamboocyberschool
Facebook : Bamboocyberschool
Comentários