- Ekspor durian Thailand ke Tiongkok semakin tertantang oleh tawaran Vietnam yang bisa mengendalikan biaya lebih hemat dengan memanfaatkan jalur pengiriman via darat.
- Harga per kilogram buah durian asal Vietnam bisa dihargai US$ 4, jauh lebih murah dibandingkan asal negara Asia Tenggara lain yang mencapai US$ 10 atau lebih.
- Indonesia belum menguasai pasar durian di China dan lebih mengarahkan ekspor ekspor paling banyak ke Malaysia, diikuti Singapura dan Belanda.
Dominasi durian Thailand di pasar China kini terancam. Pasar ekspor durian Thailand ke China menghadapi tantangan akibat langkah Vietnam menawarkan pengiriman jalur darat yang memakan biaya lebih hemat.
Baru baru ini, Vietnam diketahui menawarkan pengiriman ekspor durian melalui jalur darat yang lebih meringankan biaya. Hal ini karena negara tersebut telah melakukan ekspor lebih dari 95% durian senilai US$ 876 juta ke Tiongkok pada paruh pertama tahun ini.
Jumlah ekspor yang besar membutuhkan strategi pengiriman yang murah agar harga tidak terlalu bengkak sehingga minat konsumen masih bisa terjaga. Akan tetapi, langkah tersebut menjadi satu tantangan bagi dominasi Thailand.
Durian telah menjadi salah satu buah tropis yang paling digemari konsumen kelas menengah Tiongkok, dengan Thailand mengekspor 99% durian Asia Tenggara.
Dominasi Thailand tersebut menjadi tertantang oleh Vietnam, pasalnya negara dengan ibukota Hanoi tersebut semakin meningkatkan ekspor durian menggunakan jalur darat.
Jalur tersebut dinilai bisa mengendalikan biaya pengiriman yang lebih murah bagi negara tujuan ekspor, sehingga secara keseluruhan beban akan lebih ringan dan akan berdampak pada harga jualnya jadi lebih murah.
Eksportir Vietnam mengangkut durian melintasi perbatasan darat sepanjang 1.306 km (812 mil) akan menghemat uang yang seharusnya tercermin dalam harga eceran, kata Jack Nguyen, mitra di perusahaan penasihat bisnis Mazars di Kota Ho Chi Minh.
"Mereka akan mendapat keuntungan dari segi volume dan kelayakan transportasi," kata Jack Nguyen, dikutip dari South China Morning Post.
Lebih lanjut Ia juga menambahkan "Yang pasti, mereka bersaing dalam hal harga."
Potensi pasar durian Vietnam yang dikirim melalui jalur darat telah mendorong kota-kota perbatasan di Tiongkok untuk meningkatkan logistik perdagangan.
Tiongkok berjanji untuk mempermudah transportasi perbatasan pada Januari 2022, bulan ketika perjanjian perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership mulai berlaku.
Perjanjian tersebut merupakan kesepakatan perdagangan bebas di 15 negara, yang melibatkan 10 anggota blok Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ditambah Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Perjanjian tersebut bagi perdagangan durian tentu saja akan menguntungkan karena pajak akan lebih rendah dan prosedur bea cukai lebih ringkas. Permintaan durian dari China yang meluncurkan seribu kapal, juga memberikan keuntungan bagi eksportir Asean, termasuk Vietnam dan Thailand, bahkan Indonesia.
Beralih ke harga eceran untuk durian Vietnam kualitas terbaik menurut media VnExpress Internasional dijual sekitar US$ 4 per kilogram di China. Sementara dari negara Asia Tenggara lain dijual dengan harga US$ 10 per kilogram menurut HSBC.
Perbandingan antara harga Vietnam lebih murah dibanding negara lain membuat persaingan cukup ketat. Dari posisi ini, Thailand menjadi satu yang paling ditentang karena ekspornya ke Asia Tenggara mencapai 99%, dengan permintaan dari Tiongkok sendiri akan durian Thailand bertumbuh 400% secara tahunan, per kuartal I/2023.
Durian asal Thailand menjadi pilihan karena rasanya yang cenderung manis, akan tetapi dengan jalur pengiriman darat-laut yang saat ini diterapkan akan memakan waktu minimal empat hari. Waktu pengiriman lama tentu membuat harga bisa jadi lebih mahal, yang mana akan semakin menjauhi minat konsumen karena ada pilihan durian lain yang lebih murah.
Lantas bagaimana dengan durian asal Indonesia?
Menurut data Statistik Hortikultura Indonesia 2022, produksi Indonesia terpantau dalam tren naik selama lima tahun terakhir (2018-2022). Pada sepanjang 2022 sendiri, produksi meningkat 16,94% menjadi 1.58 juta ton.
Namun, produksi durian yang meningkat nyatanya berbanding terbalik dengan tren konsumsi durian oleh rumah tangga di Indonesia yang turun. Pada 2018 konsumsi bisa mencapai 566,56 ribu ton tetapi pada 2022 susut lebih dari sepertiganya mencapai 152,51 ribu ton.
Oleh karena itu, durian Tanah Air juga di ekspor. Pada 2022 ekspor durian mencapai US$ 181 ribu, naik 21,46% secara tahunan. Ekspor 2022 tersebut cukup membaik dibandingkan 2021 yang merupakan titik terendah sejak lima tahun terakhir.
Negara tujuan ekspor durian Indonesia paling banyak ke Malaysia sebanyak US$ 114,27 ribu atau setara 214,6 ton, kemudian disusul Singapura dengan nilai ekspor mencapai US$ 28,86 ribu (5,6 ton), kemudian Belanda sebesar US$ 15,68 ribu atau setara 4,8 ton.
Menilai dari proporsi yang paling banyak ke tiga negara tersebut membuat Indonesia tidak terlalu bersaing dengan pertempuran pasar ekspor durian antara Thailand dan Vietnam ke TIongkok.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/research/20230913083222-128-471987/sengit-vietnam-thailand-bertempur-di-daratan-china
Comments