Satu bulan telah berlalu sejak operator PLTN Fukushima Daiichi mulai melepaskan air yang telah diolah dan diencerkan ke Samudra Pasifik. Putaran pertama pelepasan itu berakhir pada 11 September.
PLTN tersebut mengalami tiga kali pelelehan akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011. Air yang digunakan untuk mendinginkan bahan bakar yang meleleh telah bercampur dengan air hujan dan air tanah yang merembes ke dalam bangunan reaktor yang rusak.
Air yang terakumulasi diolah untuk menghilangkan sebagian besar zat radioaktif, tetapi masih mengandung tritium. Air yang diolah tersebut disimpan di lebih dari 1.000 tangki. Sebelum melepaskan air yang telah diolah ke laut, operator pabrik mencairkannya untuk mengurangi kadar tritium menjadi sekitar sepertujuh dari tingkat pedoman air minum yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Operator mengatakan pihaknya melepas air olahan sebanyak 10 tangki atau hampir 8.000 ton air pada putaran pertama.
Tangki penyimpanan sudah terisi 98 persen sebelum pelepasan. Namun, setelah pembuangan tersebut, jumlah air olahan yang disimpan berkurang untuk pertama kalinya sejak kecelakaan tahun 2011 dari 1,345 juta ton menjadi 1,338 juta ton. Sejak awal pelepasan, Perusahaan Tenaga Listrik Tokyo (TEPCO) serta pejabat pemerintah pusat dan daerah telah menguji sampel air laut dan ikan dari berbagai titik di lepas pantai PLTN tersebut.
Mengenai air laut, mereka mengatakan konsentrasi tritium paling tinggi sejauh ini adalah 10 becquerel per liter. Jumlah ini jauh di bawah 700 becquerel per liter, yaitu tingkat yang ditetapkan oleh perusahaan utilitas untuk menunda pelepasan. Hal ini berarti dampaknya terhadap lingkungan dapat diabaikan. Analisis terhadap sampel ikan juga menunjukkan semuanya berada di bawah tingkat terdeteksi yaitu 10 becquerel.
TEPCO berencana melakukan empat putaran pelepasan air dalam tahun fiskal yang berakhir Maret mendatang. Sebanyak 31.200 ton air akan dilepasakan, yaitu setara dengan 40 tangki penuh.
sumber: https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/id/news/20230924_09/
Comments