08-03-2019 Tentunya sudah pernah dengar peribahasa yang berbunyi seperti ini, tuntutlah ilmu sampai negeri china. Yup. Negara yang mendapatkan julukan Negeri matahari terbit serta negeri panda ini, ternyata memiliki perpustakaan ikonik yang sangat unik sekali loh. Selama ini perpustakaan di Indonesia acapkali dianggap sebagai tempat yang jadul, penuh nuansa keseriusan, dan agak kurang bersahabat dengan unsur-unsur kreativitas. Coba deh lihat sekitarmu, entah perpus sekolah, perpus daerah ataupun universitas sekalipun. Iya sih memang ada pengecualian seperti perpus UI yang terkenal starbucknya atau perpus UGM yang masih nanggung kerennya. Tapi selain itu (kebanyakan) masih bernuansa serius, dengan buku-buku tebal berselimut debu. Tanda kurang sentuhan para pembaca buku.
Di China, ada sebuah perpustakaan ‘masa depan’ yang baru saja selesai dibangun. The Tianjin Binhai Public Library, sebuah perpustakaan futuristik telah dibangun di China. Berlokasi di Distrik Budaya Binhai, Tianjin, perpustakaan ini mempunyai konsep arsitektur yang begitu megah namun sangat elegan dan mendapat julukan "The Eye of Binhai". Perpustakaan tersebut dirancang tim arsitek asal Belanda, MVRDV, bekerja sama dengan Tianjin Urban Planning and Design Institute (TUPDI). Perpustakaan setinggi lima lantai itu dirancang seluas 34.000 meter persegi dan disebut dapat menampung hingga 1,2 juta buah buku dengan luas keseluruhannya mencapai 33.700 meter persegi.
Dibangun hanya dalam kurun waktu tiga tahun, perpustakaan ini memiliki area baca di lantai dasar, area lounge dan perkantoran, ruang rapat, serta ruang komputer dan audio di bagian atas. Perpustakaan tersebut menjadi salah satu perpustakaan terbesar di dunia dengan rancangan yang sangat kreatif. Proyek pembangunan Perpustakaan Tianjin Binhai dipimpin perusahaan konstruksi asal Belanda MVRDV yang berkolaborasi dengan arsitek lokal dari Institut Rancangan dan Perencanaan Perkotaan Tianjin. Dengan demikian, tak heran jika perpustakaan itu dijuluki Mata Binhai. Dengan permukaan warna putih, susunan buku-buku itu kian mudah dilihat. "Interior Perpustakaan Tianjin Binhai hampir mirip gua," ujar salah satu pendiri MVRDV, Winy Maas, dikutip Newsweek.
Winy mendirikan gedung ini dengan menciptakan ruang publik yang indah di dalamnya. Sudut dan kurva di dalamnya dimaksudkan untuk tempat membaca, berjalan, bertemu, dan berdiskusi. Suasana di ruangan utama Perpustakaan Tianjin Binhai mirip dengan ruang tamu modern. Hanya, para pengunjung tidak duduk di atas sofa, tapi di atas rak yang tersusun mirip tangga. Lantai 1 dan 2 merupakan ruangan khusus membaca, sedangkan lantai 3 ke atas merupakan area bersantai, bertemu, dan juga kantor. Penggagas Perpustakaan Tianjin Binhai adalah Pemerintah Kota Tianjin Binhai juga. Perpustakaan yang terletak berdekatan dengan taman itu merupakan proyek paling cepat yang pernah dikerjakan MVRDV. Dengan jadwal yang padat, satu bagian konsep yang esensial terpaksa dibatalkan, yakni akses menuju rak bagian atas dari atrium.
"Perubahan ini bertentangan dengan saran MVRDV karena akses menuju rak bagian lebih atas menjadi tidak mungkin dilakukan. Visi penuh perpustakaan kemungkinan dapat direalisasikan di masa yang akan datang," ungkap MVRDV. Sejak dibuka pada 1 Oktober lalu, Perpustakaan Tianjin Binhai mendapat tanggapan dan penilaian positif dari masyarakat, baik di media massa ataupun media sosial. Julukan perpustakaan itu bermacam-macam, mulai dari Perpustakaan Paling Indah China, Lautan Ilmu Pengetahuan, hingga Super Fiksi Ilmiah.
Perpustakaan Tianjin Bin hai merupakan investasi ambisius di tengah arus digitalisasi. Dewasa ini para pembaca lebih memilih e-book dan e-reader yang lebih murah dan mudah seperti di Amazon Kindle. Berdasarkan The Guardian, penjualan e-book telah melonjak tinggi dari USD20 juta pada 2006 menjadi sekitar USD1 miliar. Sebagian perpustakaan di beberapa negara di dunia juga menyediakan e-book. Para pelanggannya bahkan tidak perlu datang langsung. Mereka bisa mengaksesnya melalui komputer, tablet, atau ponsel pintar. Perubahan kebiasaan itu memaksa para pustakawan berpikir keras mengenai cara menarik para pengunjung.
Gedung perpustakaan unik juga terdapat di Italia. Perpustakaan Biblioteca Sandro Penna mirip piring terbang. Perpustakaan tersebut terletak di Kota Perugia, sekitar 200 kilometer dari utara Kota Roma. Rak dan sofa tampak berwarna merah muda akibat pantulan cahaya dari dinding kaca yang berwarna merah muda. Perpustakaan Biblioteca Sandro Penna pertama kali dibuka kepada publik pada 14 Mei 2004. Jumlah lantainya mencapai tiga tingkat. Setiap lantai dilengkapi dengan work station multimedia seperti akses internet, akses dokumen, dan musik. Khusus lantai dua hanya diperuntukkan bagi anak-anak, baik belia ataupun remaja.
Perpustakaan Kota Stuttgart (Stuttgart City Library) di Jerman juga menarik banyak perhatian, tidak hanya dari para pencinta buku, tapi juga ahli arsitektur. Gedung yang dirancang Yi Architects itu dianggap sebagai salah satu perpustakaan paling unik. Meski bentuknya kubus biasa, material yang digunakan tidak lazim. Yi Architects menyatakan, "batu bata" yang digunakan terbuat dari kaca yang membeku. Bentuk dan simetri lorong masuknya juga terinspirasi dari Cenotaph for Newton karya Etienne Boullee. Adapun area tengahnya mengikuti rancangan panteon kuno. Perpustakaan lima lantai itu dibuka pada 21 Oktober 2011 silam. Semoga artikel ini bermanfaat yaaa :)
Untuk Info lebih lanjut mengenai pembelajaran bahasa China dapat menghubungi :
Admin : +6285266840608
Admin : +6285266101952
WEB : www.Bamboocyberschool.com
Instagram : Bamboocyberschool
Facebook : Bamboocyberschool
Comments