Warga Jepang dinilai kian sulit tersenyum gegara pandemi Covid-19. Kini, mereka rela membayar tenaga ahli untuk mengajarkan cara tersenyum yang baik.
Pelatih senyum itu mulai banyak peminat setelah pemerintah Jepang mencabut aturan pemakaian masker pada Maret 2023.
Salah satu warga Jepang yang menyewa jasa profesional untuk berlatih tersenyum adalah Kyoko Miyamoto (74). Dia merasa kesulitan untuk tersenyum sesuai keinginan. Dia tidak percaya diri, takut dan, malu saat melepas masker.
"Saya pikir ada ketakutan dan rasa malu saat melepas masker," ujar Miyamoto seperti dikutip dari Japan Times.
Salah satu penyedia jasa pelatih senyum adalah Egaoiku. Egaoiku diterjemahkan sebagai pendidikan senyum.
Sekolah senyum Egaoiku didirikan oleh Keiko Kawano. Dia menekankan pentingnya egao (wajah tersenyum), baik dalam pola pikir maupun penampilan. Senyum juga penting untuk menularkan kebahagiaan terhadap orang lain.
"Saat Anda tersenyum untuk menunjukkan rasa bahagia, tapi Anda tidak menunjukkan ekspresi maka kebahagiaan itu tidak akan sampai kepada orang lain," ujar Kawano.
Kawano telah melatih lebih dari 4 ribu orang untuk tersenyum. Dalam beberapa waktu terakhir, Kawano menyebut permintaan untuk melatih senyum meningkat tajam.
Sebagai gambaran, selama bulan November 2022 hingga Januari 2023, permintaan meningkat tiga kali lipat dari biasanya.
Serupa, Miho Kitano, pelatih senyum lainnya, menyebut permintaan melatih senyum lebih banyak belakangan ini.
"Saya sering mendengar, bahwa meski sudah diperbolehkan melepas masker, orang-orang masih enggan memperlihatkan bagian bawah wajah mereka. Atau, mereka bahkan tidak tahu lagi bagaimana caranya tersenyum," ujar Kitano.
Latihan tersenyum itu memang berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri. Miyamoto mengatakan bahwa latihan senyum membuatnya lebih percaya diri dengan penampilannya.
"Kita semua ingin disukai. Kesan pertama itu jadi sangat penting saat kita melepas masker," ujarnya.
sumber https://travel.detik.com/travel-news/d-6722630/pekerjaan-laris-di-jepang-usai-pandemi-pelatih-senyum.
Commenti