22-03-2019 Nampaknya tak hanya sekadar wacana dan pembicaraan saja, makin hari masalah kemacetan kian krusial dan bermasalah. Tapi tenang saja, hal tersebut tak hanya terjadi di Indonesia saja loh, melainkan juga di negara-negara lainnya. Harusnya, inovasi memang terus dipikirkan dan dikerjakan, terkait bagaimana bentuk kendaraan di masa depan. Bukan Amerika, bukan pula negara-negara di Eropa, tapi justru Tiongkok atau China yang sudah memulainya. Inilah potret bus kota masa depan yang diharap mampu melintasi keramaian di tengah kota, menerobos kepadatan lalu lintas kendaraan. Yuk siak pembahasannya :)
Kalau menurutmu macetnya Jakarta sudah parah, kamu salah. Sebab, di negeri tirai bambu ini masih jauh lebih parah. Setidaknya berada disana akan membuatmu jadi lebih bersyukur tinggal di Jakarta. Di China, bukan macet biasa yang kerap kamu jumpai di ruas jalanan ibu kota, sebab Wikipedia pun telah mencatat kemacetan terbesar yang pernah terjadi di China. Sudah bersyukur belum? Nah, karena kemacetan lalu lintas yang legendaris inilah, maka kemudian pemerintah China memutar otak untuk membuat inovasi demi mengatasinya. Akhir Mei lalu, China telah memperkenalkan ide berupa Transit Elevated Bus (TEB). Sebuah terobosan baru di dunia transportasi umum.
Diklaim sebagai bus terbesar di dunia dengan panjang 22 m, lebar 7,8 m, dan tinggi 4,8 m. Masyarakat China pun menyambutnya dengan suka cita. Gimana nggak dibilang terbesar di dunia. Dari ukurannya aja kamu bisa tahu kalau ini bus raksasa. Dengan ukuran sebesar itu, berarti TEB bisa menggantikan sekitar 40 bus konvensional. Bus ini mampu mengangkut 1200 penumpang dengan kecepatan 60 km/jam. Kamu bohong kalau nggak takjub!. Kenapa mirip dengan kereta bawah tanah? Sebab, kendaraan ini menempatkan roda di satu jalur khusus seperti rel di jalan raya. Dikutip dari news.com.au, Bai Zhiming, insinyur yang bertanggung jawab atas proyek TEB ini mengatakan dia yakin dan optimis bahwa rancangannya akan memecahkan masalah kemacetan utama di seluruh negeri.
Satu lagi nih hal menariknya, bus ini dirancang bertenaga listrik. Sehingga berpotensi menghemat lebih dari 800 ton bahan bakar per tahun, dan mengurangi 2.480 ton emisi karbon. Ketika kamu amati, desainnya yang futuristik juga memungkinkan mobil dengan ketinggian kurang dari 2 meter lewat di kolong bus, baik ketika bus bergerak atau berhenti. Karena itulah kendaraan ini juga dijuluki sebagai”Bus Mengangkang.” Hihii, tidak usah ketawa yaaa :). Bayangin deh macetnya kaya apa kalau populasi penduduk disana sekitar 1,4 miliar. Perusahaan desainer alat transportasi canggih ini juga menyatakan kalau TEB jauh lebih murah daripada sistem kereta bawah tanah. Dan pemeliharaannya pun relatif lebih mudah. Ada yang berpendapat, mungkin bus ini bisa mengurangi kemacetan, tapi apa nggak makin rentan kecelakaan? Kalau terjadi kecelakaan, dalam kasus kebakaran atau keadaan darurat lainnya, pintu darurat secara otomatis akan terbuka. Namun, dilansir dari Kantor Berita Xinhua, beberapa kota telah menyatakan minat untuk mengembangkan teknologi serupa.
TEB yang memiliki empat gerbong ini akan berhenti di setiap stasiun atau pemberhentian yang telah dikhususkan memang untuk TEB. Disana penumpang bisa naik atau turun dengan dua cara pada peron stasiun. Cara pertama, dengan miring dan membuka bagian sisi bus. Sementara cara kedua, dengan menggunakan built-in tangga, sehingga penumpang bisa naik ke jembatan layang melalui pintu. Kamu penasaran gimana caranya bis ini bisa mengolongi kendaraan-kendaraan lainnya? Ada penjelasannya sih, agak rumit, tapi coba deh kamu pahami.
Jadi gini, ada dua bagian yang membangun bus agar dapat mengolongi kendaraan-kendaraan lainnya. Cara pertama yaitu dengan merenovasi jalan untuk membangun “platform” stasiun. Sedangkan cara kedua dengan membuat rel lange di kedua sisi, yang menghemat 30% energi untuk garis putih di kedua sisi dan menggunakan teknologi otomatis di dalam bus yang akan mengikuti garis sesuai tujuan. Pembangunannya cenderung singkat, hanya butuh satu tahun untuk membangun 40 kilometer. TEB nggak butuh tempat parkir yang besar, cukup berhenti di stasiun pemberhentian dan tidak mempengaruhi pengguna jalan lainnya. Sistemnya secara langsung melalui listrik suatu kota dan energi tata surya yang cukup besar dengan cara dua rel TEB dibangun di bawah sumber listrik untuk pengisian. Ketika lampu merah untuk persimpangan menyala, secara otomatis portal akan menyala dan memberikan jalan untuk TEB berjalan. Cara cepat ini belajar dari metode BRT (Bus Rapid Transit).
Pada tes perdana itu, TEB hanya membawa sebanyak 300 penumpang, tetapi tetap ke depannya akan mengangkut 1200 orang. Tes pertama dilakukan di kota Qinhuang, yang tujuan utamanya untuk melakukan evaluasi sistem pengereman, kemampuan menarik dan konsumsi daya bertenaga listrik. TEB ini juga dinilai masih cukup jauh untuk diimplementasikan di jalan-jalan sibuk kota China. Namun, siapapun tentu akan mengapresiasi terkait alat transportasi umum masa depan yang digagas pemerintah China ini. Sangat kreatif kan?
Gimana menurutmu? Proyek ini awalnya diragukan oleh banyak negara, dianggap hanya sekadar konsep atau wacana saja. Namun China membuktikan kalau mereka cukup serius menangani kemacetan di negaranya. Satu tahun membangun jalan itu relatif sangat cepat lho. Model bus ini pun baru saja diluncurkan Mei lalu. Selang dua bulan, dan sudah di uji coba. Bukankah ini sangat luar biasa? Jadi, kapan kamu ke China? Semoga artikel ini membantu yaaa :)
Untuk Info lebih lanjut mengenai pembelajaran bahasa China serta Program Bea Siswa dapat menghubungi :
Admin : +6285266840608
Admin : +6285266101952
WEB : www.Bamboocyberschool.com
Instagram : Bamboocyberschool
Facebook : Bamboocyberschool
Komentar