28-03-2019 Jepang telah lama dikenal di dunia karena jalur keretanya yang luar biasa serta teknologi yang mumpuni yang disegani oleh para Negara sahabat. Di Tokyo, hampir seluruh warga bepergian dengan menggunakan kereta api melebihi moda transportasi lain seperti sepeda, bus dan kendaraan pribadi. Dari 48 persen orang yang menggunakan jaringan rel publik, 22 persen menggunakan jaringan kereta bawah tanah yang tersedia di berbagai kota. Kereta bawah tanah merupakan salah satu kelebihan Negeri Sakura. Kecepatan dan ketepatan waktunya membuat hampir 40 juta penumpang menggantungkan mobilisasi mereka pada transportasi tersebut, setiap hari. Kondisi ini membuat stasiun kereta di Jepang menjadi sangat padat dan penumpang menjejali setiap kereta yang melintas. Kondisi yang terlalu ramai tersebut ternyata mampu melahirkan profesi baru yang tampaknya hanya ada di Jepang. Profesi itu adalah oshiya atau pusher (pendorong) yang bertugas mendorong para penumpang masuk ke dalam kereta. Kamu belum pernah mendengar profesi tersebut? Berikut ulasan singkatnya.

Berdasarkan data dari Ministry of Land, Infrasrucure, and Transport pada 2007, beberapa dari kereta tersebut berjalan dengan kapasitas penumpang berlebih. Itu dilakukan agar semua penumpang bisa terangkut. Agar jumlah penumpang yang terangkut bisa dua kali lipat, maka pihak stasiun pun mempekerjakan oshiya, staf berseragam yang bertugas sebagai pendorong—dalam arti harfiah.Kota-kota besar di Jepang yang sangat padat, terutama pada jam sibuk seperti pagi dan sore hari saat para pegawai hendak berangkat dan pulang dari kantor. Stasiun kereta bawah tanah sebenarnya sangat rapih dan luas. Namun lantaran penumpang yang sangat padat di perkotaan Jepang, pihak stasiun kereta akhirnya merekrut tim pendorong penumpang (oshiya). Para oshiya ini bertugas mendorong para penumpang agar bisa masuk ke kereta sebanyak-banyaknya dan pintu kereta bisa ditutup. Oshiya harus memastikan sebanyak-banyaknya penumpang masuk ke dalam kereta. Layaknya pegawai lain di stasiun, oshiya juga diberikan seragam khusus dan tampil sangat rapi.

Menjejalkan penumpang ke dalam kereta yang sudah penuh di Jepang tampak seperti saat seseorang menjejalkan baju kotor ke dalam keranjang. Pihak kereta juga menyediakan operator wanita untuk membantu para penumpang wanita di dalam kereta. Di jam-jam padat penumpang, pagi hari mulai dari setengah lima dan pukul empat sore, Kamu bahkan akan sulit menggerakan tubuh kamu di dalam kereta. Setiap orang akan mencoba menyelipkan tubuhnya sebisa mungkin agar bisa menempati celah kecil di antara penumpang lain di dalam kereta. Bahkan di dalam kereta, belum dapat melihat kaki seseorang melayang saking padatnya kereta. Saat naik, hati-hati, salah pilih posisi, para penumpang bisa melewati stasiun yang ditujunya. Jika sudah begitu, penumpang tersebut harus kembali menggunakan kereta ke arah sebelumnya dan berdesak-desakkan dengan penumpang lain. Tak heran, jasa oshiya sangat dibutuhkan.

Meski bukan sebagai profesi resmi, tapi pegawai seperti oshiya juga pernah ada di New York. Pada 1918, para petugas keamanan dikerahkan untuk mendorong para penumpang masuk ke kereta. Dua tahun kemudian, profesi sebagai pendorong penumpang menjadi terkenal di seluruh dunia. Namun profesi tersebut akhirnya mulai langka sejak 1940-an. Sementara di Jepang, kasus tersebut juga dikabarkan mulai berkurang atau sudah tidak lagi separah pada 1970-1980-an. Saat itu, pemerintah Jepang tidak dapat menyediakan kereta yang cukup untuk menampung pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Semoga artikel ini bermanfaat yaaaa :)
Untuk Info lebih lanjut mengenai pembelajaran bahasa Jepang dapat menghubungi :
Admin : +6285266840608
Admin : +6285266101952
WEB : www.Bamboocyberschool.com
Instagram : Bamboocyberschool
Facebook : Bamboocyberschool