Penurunan jumlah penduduk dan mengakibatkan rumah-rumah kosong di Jepang tengah mencari solusi. salah satunya datang dari operator penginapan Airbnb.
Jumlah rumah yang tidak terpakai, yang dikenal dalam bahasa Jepang sebagai akiya, meningkat hampir dua kali lipat selama dua dekade terakhir. Menurut survei resmi pemerintah setempat menjadi hampir 3,5 juta pada 2018.
Seiring bertambahnya usia penduduk di negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu, angka tersebut diperkirakan akan mencapai 4,7 juta pada 2030. Pemerintah mengatakan rumah-rumah yang tidak terpakai itu dapat menyebabkan masalah keamanan dan sanitasi karena rumah-rumah tersebut rusak.
"Kami sedang melakukan pembicaraan dengan berbagai perusahaan untuk mencari cara memanfaatkan lebih banyak akiya untuk bisnis," kata country manager Airbnb, Yasuyuki Tanabe, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Senin (4/12/2023).
"Jumlah akiya semakin bertambah dan diperkirakan akan terus bertambah. Banyak akiya yang terlalu bagus untuk ditinggalkan. Ada juga risiko keamanan jika tidak dipelihara," dia menambahkan.
Airbnb, yang mengoperasikan platform untuk mencocokkan wisatawan dengan tuan rumah yang menawarkan penginapan, tidak akan membeli rumah kosong atau mensubsidi renovasi. Tetapi, Airbnb bekerja sama dengan dunia usaha lain dan pemerintah daerah untuk mendorong pemilik rumah kosong agar mengubahnya menjadi akomodasi wisata.
"Ini bisa menjadi sumber pendapatan yang baik setelah orang-orang pensiun karena masa hidup kita semakin panjang. Jika pemilik aset yang tidak digunakan memperbaruinya dan mengubahnya menjadi penginapan, itu akan menjadi solusi," kata Tanabe.
"Pemerintah daerah dan beberapa perusahaan memiliki informasi tentang properti mana yang kosong namun dapat direstorasi dan siapa yang bersedia mengkomersialkan properti mereka," dia menjelaskan.
Yang menarik bagi Airbnb adalah rumah rakyat tradisional, yang dikenal sebagai kominka. Itu seiring semakin banyaknya wiastawan asing yang mencari pengalaman autentik. Tahun ini, Airbnb mendonasikan 150 juta yen atau Rp 15,8 miliar kepada Asosiasi Kominka Jepang, yang saat ini berupaya melestarikan hunian tersebut.
"Kami memperdalam hubungan dengan asosiasi tersebut. Mereka memiliki hubungan dengan pemilik dan perusahaan konstruksi dengan keahlian yang relevan," kata Tanabe.
"Wisatawan semakin tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat pedesaan yang selama ini kurang menarik perhatian, untuk menginap di penginapan yang unik," dia menambahkan.
Sebagai bagian dari kemitraan yang dibentuk tahun lalu dengan Ryohin Keikaku dari Jepang, pemilik pengecer merek gaya hidup Muji, Airbnb juga mencari penginapan untuk rumah pribadi berusia lebih dari 100 tahun di prefektur Chiba yang direnovasi oleh Ryohin Keikaku.
"Renovasi tentu membutuhkan biaya. Namun, jika berbagai pihak berkolaborasi dan menawarkan keahlian mereka masing-masing, kami dapat memikirkan solusi yang unik. Itulah yang sedang kami kerjakan," kata Tanabe.
Airbnb sedang mencari penginapan baru karena pariwisata inbound telah berkembang pesat dan dibantu oleh lemahnya yen.
Menurut laporan Organisasi Pariwisata Nasional Jepang kunjungan ke Jepang mencapai 2,52 juta pada bulan Oktober, melampaui tingkat sebelum pandemi untuk pertama kalinya sejak pelonggaran perbatasan tahun lalu. Airbnb Jepang mengatakan pemesanannya dalam 12 bulan yang berakhir pada bulan September meningkat 75 persen dibandingkan empat tahun sebelumnya, tepat sebelum pandemi COVID.
Baca artikel detikTravel, "Jumlah Penduduk Jepang Susut, Rumah Kosong Meningkat, Airbnb Turun Tangan" selengkapnya https://travel.detik.com/travel-news/d-7070404/jumlah-penduduk-jepang-susut-rumah-kosong-meningkat-airbnb-turun-tangan.
Comments