Para ilmuwan di China baru-baru ini mengungkap penemuan baru bahwa inti Bumi bergeser pada sumbu rotasinya setiap 8,5 tahun. Pergeseran ini kemungkinan besar akibat ketidakselarasan kecil antara inti dalam dan mantel bumi (lapisan di bawah kerak bumi). Para peneliti geofisika, dipimpin Hao Ding dari Universitas Wuhan, pada tahun 2019 menganalisis pergerakan sumbu rotasi bumi relatif terhadap keraknya, yang dikenal sebagai rotasi kutub.
Mereka mendeteksi sedikit penyimpangan dalam gerakan kutub yang terjadi kira-kira setiap 8,5 tahun. Dalam studi terbaru, Ding lebih jauh mengkonfirmasi siklus ini dengan mengukur pergeseran kecil panjang di seluruh dunia yang dikendalikan oleh pergerakan periodik sumbu rotasi bumi. Kemudian membandingkan dengan variasi gerakan kutub yang mereka lakukan sebelumnya.
Dampaknya pada Kehidupan Data mereka menunjukkan bahwa pergeseran ini kemungkinan besar disebabkan oleh kemiringan 0,17 derajat antara inti dalam bumi dan mantel. Kondisi ini bertentangan dengan teori rotasi bumi tradisional yang “mengasumsikan sumbu rotasi inti dalam bumi dan sumbu rotasi bumi sudah tepat," kata Ding kepada Live Science melalui email, Jumat (29/12/2023).
Kemiringan ini mungkin menunjukkan bahwa belahan bumi barat laut dari inti dalam sedikit lebih padat dibandingkan lapisan lainnya. Terdapat juga perbedaan kepadatan antara inti dalam dan luar bumi. “Studi baru ini membantu membedakan perbedaan komposisi antara logam di inti padat bagian dalam dan bagian luar yang cair. Termasuk memperkirakan arah dan kecepatan goyangan inti bagian dalam,” John Vidale, profesor ilmu bumi di Universitas California, kepada Live Science.
Tim peneliti mengesampingkan pengaruh atmosfer, samudera, dan hidrologi yang mungkin menyebabkan penyimpangan gerakan kutub selain pergeseran inti dalam. Namun, sulit untuk memastikan sumber-sumber ini tidak berperan karena “dibutuhkan banyak ahli untuk menyusun analisis yang dilakukan dalam penelitian ini,” kata Vidale.
Untuk selengkapnya kunjungi:
Comments