Impor makanan laut dari Jepang di Cina turun tajam karena pembatasan yang diberlakukan oleh Cina sebagai respons terhadap pelepasan air yang telah diolah dan diencerkan dari PLTN Fukushima Daiichi.
Pelepasan air dimulai pada tanggal 24 Agustus. Pemerintah Cina menentang pembuangan tersebut dan alih-alih menyebutnya sebagai "air yang diolah", pemerintah Cina menggunakan istilah "air yang terkontaminasi nuklir".
Cina menuntut Jepang segera menghentikan pelepasan air dan berkomunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk negara tetangga.
Otoritas bea cukai di Cina telah memperketat pembatasan impor sejak bulan Juli. Pemerintah Cina juga telah menangguhkan semua impor makanan laut Jepang sejak awal pelepasannya.
Nilai impor produk laut Jepang di Cina pada bulan Agustus turun lebih dari 67 persen dibandingkan bulan yang sama setahun sebelumnya, menjadi sekitar 3 miliar yen, atau sekitar 20,2 juta dolar.
Protes juga berubah menjadi kekerasan. Potongan-potongan batu bata dilemparkan ke kedutaan Jepang di Beijing segera setelah pelepasan pada bulan Agustus. Ada desas-desus yang beredar bahwa unjuk rasa besar-besaran sedang direncanakan di Cina, tetapi sampai sekarang belum terjadi unjuk rasa.
Gencarnya pemberitaan negatif yang disiarkan di media milik pemerintah juga telah mereda setelah satu bulan.
Namun, sumber pemerintah Jepang mengatakan kedutaan Jepang di Beijing masih menerima 5.000 hingga 20.000 panggilan iseng setiap harinya.
Tokyo meminta Beijing untuk mengatasi masalah ini.
sumber: https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/id/news/20230924_13/
Comments