Baru-baru ini, penyanyi Rihanna telah dituduh merampas budaya setelah menghiasi sampul Harper's Bazaar China edisi Agustus 2019.
Majalah yang bakal tersedia mulai 15 Juli mendatang itu menunjukkan pelantun "Work" dengan gaun biru metalik akordeon yang mengepul di lengannya serta memperlihatkan garis leher yang jatuh.
Terdapat pula pita merah besar yang diikatkan di satu sisi dan dihiasi dengan bros burung berwarna perak, bertatahkan berlian imitasi.
Penampilannya juga dilengkapi dengan gaya rambut dan makeup tradisional China. Ia juga memegang ornamen berbentuk lingkaran dengan detail emas sebagai penyangga.
Majalah itu pun menampilkan lebih banyak foto dari pendiri Fenty Beauty, memperlihatkan dalam berbagai penampilan lain dengan referensi budaya China. Konsepnya melibatkan naga, capung, kupu-kupu, bunga lotus, dan anjing shih tzu.
"Selalu ada kebenaran yang berani pada Rihanna. Dia tidak peduli tentang penilaian dari orang lain, hanya terus melakukan apa yang dia cintai," tulis Harper Bazaar China.
Rihanna. (Instagram/@harpersbazaarcn)
"Setelah empat tahun, Rihanna kembali menjadi bintang utama kami dan sekali lagi menunjukkan ikon gaya Barat bertemu dengan estetika Timur," lanjut mereka.
Terlepas dari pesan yang disampaikan, majalah edisi kali ini menuai kritik dari beberapa warganet. Mereka menuduh Rihanna telah melakukan perampasan budaya karena penampilannya itu.
Sementara itu, warganet lain membela pemotretan dan menunjukkan bahwa tim kreatifnya semuanya orang China, sebagaimana tercantum dalam pos Rihanna dan majalah.
Rihanna. (Instagram/@harpersbazaarcn)
Ini bukan pertama kalinya Rihanna dituduh merampas budaya. Pada 2017, ia juga menghadapi reaksi keras setelah tampil seperti Ratu Mesir Nefertiti untuk Vogue Arabia.
Comments