top of page

10 Kisah Klasik Jepang yang Populer



Cerita rakyat adalah kisah legenda yang diceritakan atau diajarkan dari generasi ke generasi dalam masyarakat. Jika Anda sudah mengenal berbagai cerita rakyat dari Indonesia seperti Malin Kundang atau Sangkuriang, Jepang juga memiliki kisah klasik yang tidak kalah menarik. Kali ini, saya akan memperkenalkan 10 kisah yang paling populer di Jepang untuk menambah pengetahuan Anda. Yuk, simak!


Jika seseorang meminta Anda menceritakan sesuatu, kira-kira kisah apa yang terbesit di pikiran Anda? Banyak orang yang mungkin tidak tahu harus bercerita apa. Entah itu kisah tradisional atau kisah yang sudah populer, atau bahkan Anda membuat kisah orisinal sendiri? Apakah Anda lebih suka fantasi atau legenda? Apa pun yang Anda pilih, ada kemungkinan cerita itu dipengaruhi oleh kisah-kisah yang sudah pernah Anda dengar serta pelajari sewaktu kecil dan tetap melekat pada ingatan Anda sampai sekarang.


Nah, berikut ini adalah 10 kisah klasik Jepang. Meskipun ada yang menyebutnya sebagai dongeng, ada juga kisah yang menceritakan sebuah legenda, dan ada pula kisah-kisah fantasi. Kebanyakan orang Jepang sudah mengetahui 10 kisah ini karena juga diajarkan pada kelas budaya dan bahasa Jepang.


1. Momotaro


Momotaro adalah salah satu cerita rakyat yang paling disukai di Jepang serta salah satu yang paling terkenal. Nama "Momotaro" secara harfiah berarti "Peach (Persik) Taro," yang merupakan akhiran nama yang sering terlihat di Jepang. Anda mungkin pernah mendengar cerita yang diterjemahkan menjadi "Peach Boy".


Menurut cerita pada zaman di dalam dongeng ini (zaman Edo), Momotaro lahir ke bumi dari dalam buah persik raksasa yang ditemukan mengambang di sungai oleh nenek yang sedang mencuci pakaian di sana. Diketahui bahwa sang nenek tidak memiliki anak. Ketika nenek dan suaminya mencoba membuka buah persik itu untuk dimakan, betapa kagetnya mereka menemukan seorang anak di dalamnya. Anak tersebut menjelaskan bahwa ia telah dikirim oleh surga untuk menjadi putra mereka. Dengan perasaan bahagia, kakek dan nenek lalu menamainya Momotarō. Momo berarti persik dan tarō berarti putra tertua dalam keluarga.


Beberapa tahun kemudian, Momotarō meninggalkan orang tuanya untuk melawan kelompok perampok oni (setan atau raksasa) di pulau yang jauh.  Di dalam perjalanannya, Momotarō bertemu dan berteman dengan seekor anjing, monyet, dan burung yang bisa berbicara. Mereka setuju untuk membantu Momotarō dalam misinya. Sesampainya di pulau, Momotarō dan teman-teman binatangnya menembus benteng oni dan mengalahkan mereka hingga menyerah. Kemudian, Momotarō dan teman-teman barunya pulang kembali ke rumah dengan membawa harta jarahan para oni serta menawan pimpinannya. Sejak saat itu, Momotarō hidup nyaman dan bahagia bersama keluarganya.



2. Urashima Taro



Karakter utama dalam kisah Urashima Taro adalah seorang nelayan yang mendapatkan hadiah perjalanan ke bawah laut untuk mengunjungi kerajaan Dewa Naga setelah menyelamatkan seekor kura-kura. Sang putri memberikan sebuah kotak kepada Urashima Taro dan memintanya untuk tidak membuka kotak tersebut agar ia bisa selalu hidup bahagia. Akan tetapi, Urashima Taro yang penasaran terhadap isi kotak itu membukanya setelah mencapai daratan.


Urashima Taro, sebuah kisah yang mengajarkan tentang pentingnya ketaatan dibandingkan kebahagiaan. Seekor kura-kura yang memberikan hadiah kepada seorang nelayan, tetapi berakhir sedih karena ketidaktaatannya.


ceritakecil.com (Bahasa Indonesia)

totallytortoise.com (Bahasa Inggris)


3. Kaguyahime



Kaguyahime adalah kisah populer lainnya yang juga dikenal dengan judul "The Tale of the Bamboo Cutter". Meskipun telah diadaptasi ke dalam beberapa format lain, adaptasi terbarunya dibuat menjadi film animasi karya Studio Ghibli.


Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis misterius bernama Kaguya-hime yang ditemukan ketika masih bayi (saat itu hanya berukuran 9cm) di dalam batang tanaman bambu bercahaya. Diketahui ia berasal dari Tsuki-no-Miyako ((月の都 "Ibukota Bulan"). wikipedia.org


4. Kintaro

Kintaro yang dikenal sebagai "Anak Emas" menjadi kisah yang populer di kalangan anak-anak dan terkenal di seluruh Jepang. Walaupun ada banyak versi, cerita paling utamanya mengisahkan seorang bocah laki-laki bernama Kintaro yang memiliki kekuatan super. Ia tumbuh dan dibesarkan di hutan dengan beberapa teman binatang.


Kintaro yang juga dikenal dengan "Anak Emas" adalah pahlawan dari salah satu cerita rakyat Jepang yang populer. Dia telah muncul di berbagai anime seperti One Piece dan Otogi Zoshi. Dalam beberapa hal, Kintaro mirip dengan kisah Tarzan versi Jepang, dibesarkan di alam liar dan melawan bermacam-macam jenis makhluk aneh. Dikatakan bahwa cerita rakyat ini muncul karena adanya keinginan dari para orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh kuat dan pemberani seperti seorang pahlawan.


wikipedia.org (Bahasa Indonesia)

kcpwindowonjapan.com (Bahasa Inggris)


5. Tanabata 

Meskipun Anda mungkin mengenal Tanabata sebagai Festival Bintang yang berlangsung sekitar tanggal 7 Juli (atau 7 Agustus, tergantung area), Tanabata juga merupakan kisah klasik Jepang. Ada beberapa versi seperti yang biasa terjadi pada cerita rakyat, tetapi versi ini yang paling terkenal. 


Tanabata berasal dari legenda Tiongkok bernama Qixi yang dibawa ke Jepang pada abad ke-8, menceritakan tentang kisah sepasang kekasih. Putri Orihime, seorang penjahit yang sedang menenun pakaian indah di tepi sungai di surga menjadi simbol bimasaktinya. Orihime yang berkerja keras menenun pakaian indah menjadi sedih dan putus asa karena tidak pernah merasakan jatuh cinta. Mengetahui hal itu, Dewa langit (ayah Orihime) mengatur Orihime agar bertemu dengan Hikoboshi, seorang penggembala sapi yang tinggal di bimasakti lain. Keduanya langsung jatuh cinta dan menikah. Cinta dan pengabdian mereka begitu dalam sehingga Orihime berhenti menenun dan Hikoboshi membiarkan sapinya berkeliaran di surga.


Ayah Orihime menjadi marah dan melarang para pasangan kekasih untuk bersama, tetapi Orihime memohon padanya untuk mengizinkan mereka tetap tinggal. Dewa langit yang begitu menyayangi putrinya kemudian luluh dan memutuskan untuk mengizinkan sepasang kekasih bertemu satu tahun sekali, pada hari ke-7 bulan 7 dengan syarat, Orihime harus kembali menenun. Di hari pertama Orihime dan Hikoboshi dapat bertemu, mereka terhalang oleh sungai (bimasakti) yang sulit dilewati. Orihime yang menjadi sedih ditolong sekawanan burung magpie dan membuatkan jembatan untuknya.


wikipedia.org (Bahasa Indonesia)

japan-suite.com (Bahasa Inggris) Legenda mengatakan bahwa jika hujan turun di hari Tanabata, burung-burung magpie tidak akan dapat menemukan jalan untuk membuat jembatan untuk Orihime dan Hikoboshi bertemu.

6. Bunbuku Chagama



"Bunbuku Chagama" berarti "kebahagian yang meluap-luap seperti ketel teh". Menceritakan seekor tanuki (anjing rakun) yang diselamatkan oleh orang miskin dan kemudian memberikannya hadiah. Di dalam cerita, Tanuki disebut sebagai hewan yang memiliki kekuatan berubah wujud.


Kisah ini bermula ketika seorang lelaki miskin menemukan seekor tanuki yang terperangkap. Merasa kasihan, ia kemudian membebaskannya. Ketika malam tiba, tanuki mendatangi rumah lelaki itu untuk mengucapkan rasa terima kasih atas kebaikannya. Tanuki kemudian berubah wujud menjadi chagama (ketel teh) dan memberitahu pria tersebut untuk menjualnya demi uang.


Akhirnya sang pria menjual ketel tanuki kepada seorang biksu. Ia membawanya pulang, mencucinya dengan kasar, dan menggunakannya untuk merebus air. Tanuki yang tidak kuat lagi menahan panas mengeluarkan kakinya dan berlari dalam bentuk setengah tanuki.


wikipedia.org


7. Kachi-kachi yama



"Kachi-kachi" adalah semacam suara berderak - seperti apa yang Anda dengar dari suara api - dan "yama" berarti gunung. Kachi-kachi yama dikenal brutal, terutama perbuatan tanuki kepada seorang wanita. (Di akhir cerita, tanuki dihukum oleh kelinci.)


Seorang pria menangkap tanuki yang mengacau di ladang kemudian mengikatnya pada pohon untuk dibunuh dan dimasak. Ketika pria tersebut pergi ke kota, tanuki menangis dan memohon kepada istri pria itu yang sedang membuat mochi untuk membebaskannya. Ia bahkan berjanji membantunya. Akan tetapi, setelah dibebaskan, tanuki justru menyerang dan membunuhnya. Tidak hanya sampai disitu, ia juga merencanakan trik jahat untuk membalas pria yang telah menangkapnya.


8. Shita-kiri suzume 



"Shita-kiri suzume" berarti "burung pipit", kisah yang sangat terkenal dalam cerita rakyat Jepang. Mengajarkan tentang konsekuensi dari keserakahan dan kecemburuan.


Cerita rakyat "Tongue-Cut Sparrow" sering diterjemahkan sebagai "The Sparrow with the Split / Slit Tongue". Kisah bertema moralitas klasik Jepang tentang keserakahan dan kebaikan. Menceritakan seorang laki-laki dan wanita tua yang mendapatkan hadiah dari hasil tindakannya masing-masing. Pria tua dapat menikmati malam yang menyenangkan dengan burung pipit kesayangannya yang berubah menjadi manusia dan menerima peti emas. Sebaliknya, wanita tua hanya menerima ular.

lenterabuku.com (Bahasa Indonesia)

enotes.com (Bahasa Inggris)


9. Issun-boshi



"Issun-boshi" bercerita tentang seorang anak laki-laki yang panjangnya hanya satu inci. Oleh karena itu, kisah ini juga sering dikenal dengan judul ""Little One Inch" atau "One-Inch Boy". Seperti dongeng lainnya, ada beberapa versi kisah Issun-boshi, tetapi intinya tetap sama.


Cerita dimulai dengan pasangan kakek nenek yang tidak memiliki anak. Meskipun usianya sudah lanjut, nenek tetap berharap dapat memiliki anak, "Tolong, tolong beri kami anak, sekecil apa pun" pintanya. Akhirnya, mereka pun memiliki anak, tetapi ukurannya begitu kecil untuk disebut seorang anak - tidak lebih besar dari ukuran jempol orang dewasa. Mereka menamainya Issun-bōshi (Issun melambangkan ukuran sekitar 3cm dan Boshi berarti anak laki-laki). Meski tubuhnya sangat kecil, anak itu diperlakukan dengan baik oleh kedua orang tuanya.  Suatu hari, ia menyadari bahwa tubuhnya tidak akan pernah tumbuh seperti anak lainnya dan memutuskan melakukan perjalanan untuk mencari tempatnya di dunia. Issun-boshi menganggap dirinya sebagai seorang samurai mini. Ia diberikan jarum kecil sebagai pedang, mangkuk sebagai kapal, dan sumpit untuk dayung.


10. Hanasaka Jiisan



Terjemahan literal dari judulnya adalah "Kakek Pemekar Bunga". Sesuai dengan namanya, Hanasaka Jiisan bercerita tentang seorang lelaki tua yang mampu membuat pohon mati menjadi mekar.


Berkisah tentang pasangan kakek nenek tanpa anak yang menyayangi anjing peliharaan mereka. Suatu hari, anjing itu menggali tanah di taman dan menemukan kotak berisi emas. Sepasang suami istri - tetangga sang kakek yang mengetahui hal itu mengira bahwa anjing mereka dapat menemukan emas, kemudian meminjamnya. Namun, ketika anjing mulai menggali di kebunnya, yang ditemukan hanyalah tulang. Merasa marah, ia kemudian membunuh anjing tersebut dan memberi tahu kakek nenek bahwa anjing mereka telah mati. Dengan perasaan sedih, kakek dan nenek mengubur jasad anjing kesayangan mereka di bawah pohon ara, tempat anjing itu menemukan kotak berisi emas. Suatu malam, anjing peliharaan kakek mendatangi mimpinya dan menyuruhnya untuk menebang pohon serta membuat lesung dari pohon tersebut. Nenek yang mendengar cerita itu kemudian meminta kakek menuruti permintaan anjing mereka. Setelah membuat lesung dari pohon yang mereka tebang dan memasukkan beras ke dalamnya, beras seketika berubah menjadi emas. Mengetahui hal tersebut, tetangga mereka langsung meminjam lesung kakek, tetapi bukan menjadi emas, nasi yang dimasaknya justru berbau busuk. Sepasang suami istri itu sangat murka, mereka kemudian menghancurkan dan membakar lesung milik kakek.


Malamnya, sang kakek kembali didatangi anjing kesayangannya di dalam mimpi. Ia memintanya mengambil abu dari lesung yang sudah dibakar oleh tetangga mereka, kemudian menaburnya di salah satu pohon sakura. Ketika kakek melakukan perintah anjingnya, pohon sakura mulai bermekaran. Saat seorang Daimyo (tuan tanah feodal) lewat di depannya, ia mengagumi keindahan pohon sakura tersebut dan memberikan sang kakek banyak sekali hadiah. Tetangganya yang iri kembali mencoba hal yang sama, tetapi saat ia menaburkan abu di pohon sakura, abunya terbang dan masuk ke mata Daimyo. Akhirnya sepasang suami istri yang jahat itu dimasukkan ke dalam penjara. Setelah bebas, penduduk desa melarang mereka untuk tinggal dan melakukan cara-cara jahatnya.


sumber : https://www.tsunagujapan.com/id/10-classic-japanese-stories/

bottom of page